CoMDev ArEa SuMUt

Enterpreneur Solution Community

 
Foto Pola Kemitraan
Foto Bina Lingkungan
Foto Fameran
Foto Comdev dalam aktifitas
Artikel

PELATIHAN WIRAUSAHA


Beruntungalah satu persoalan besar yang mencuat sejak terjadinya krisis ekonomi adalah membengkaknya angka . Persoalan pengangguran itu tidak akan terpecahkan kalau orangnya hanya berfikir untuk bekerja pada perusahaan atau instansi. Justru sebaliknya, mereka harus berusaha untuk menciptakan lapangan sendiri dengan cara menjadi wirausaha. Kini di Indonesia bermunculan sejumlah lembaga pelatihan wirausaha. Sebut saja Greenleaf, Institut Kemandirian DD Republika, Entrepereneur College, Jaringan pengusaha Muslim Indonesia (JPMI), dan DR W Entrepereneur college. Rekror Institut Kemandirian, Zainal Abidin mengungkapkan, pihaknya mengelar dua macam pelatihan, yakni pelatihan wirausaha dan pelatihan keterampilan. “ Kedua macam pelatihan itu kami adakan secara gratis, terutama untuk para pemuda atau mereka yang usia produktif yang masih menjadi pengangguran,” tutur Zainihan abidin. Lama pelatihan wirausaha tujuh hari, yakni Senin-Jumat dan Senin-Selasa, mulai pukul 08.30-17.00. “ Pelatihan wirausaha yang diadakan oleh Institut Kemandirian, intinya adalah mengubah paradigma berfikir dari karyawan ke pengusaha,” tutur Zainal. Karena itu, peserta tidak hanya mengikuti diskusi dikelas, tapi juga harus terjun kelapangan untuk menjual produk. “ Bagaimana mereka mau menjadi pembisnis, kalau tidak terjun lapangan ke bisnis ? Hal itu penting untuk menghilangkan rasa malu, minder dan ketidakberanian memulai bisnis,” ujarnya. Karena itu, setiap hari pelatatihan dibagi dua sesi, yakni sesi diskusi pada pagi hari, dan sesi berjualan langsung kekonsumen pada siang sampai sore hari. Misalnya berjualan air mineral, roti, donat, buku maupun pakaian.” Mereka biasa berjualan di terminal, mulut gang, komplek perkantoran,” katanya. Meski gratis, tidak berarti peserta bisa semau-maunya, “ Kami menuntut kedisplinan para peserta. Datang terlambat satu menit, sanksinya adalah push up 50 kali,” tegasnya. Selain itu, untuk menunjukan keseriusan, setiap peserta diharuskan memberikan uang jaminan Rp 100.000. Kalau mereka bisa mengikuti pelatihan tersebut sampai selesai, maka uang tersebut akan dikembalikan. “ Namun, sekali saja mereka tidak masuk dengan alasan ataupun tanpa alasan, maka mereka dinyatakan Drop Out, dan dana tersebut diserahkan ke Dompet Dhuafa,” tegasnya. Mereka yang sudah berhasil mengikuti pelatihan wirausaha bias mengikuti pelatihan yang kedua, yakni pelatihan keterampilan. Ada lima macam pelatihan keterampilan yang bisa dipilih, yakni membuat mainan dari kayu, catering, menjahit, mekanik sepeda motor. “ Pelatihan ini pun sifatnya gratis. Adapun lama pelatihan berkisar dari satu sampai enam bulan, tergantung jenis pelatihan yang dipilih,” tandas Zainal Abidin. Pimpinan Entrepeneur College, Khoerussalim mengatakan kegiatan utama Entrepeneur Colleged adalah mencetak pengusaha dan memotivasi orang agar jadi pengusaha. Kalau mahasiswa, maka targetnya adalah lulus kuliah bukan melamar kerja, tapi mencetak dirinya menjadi pengusaha. Biaya pelatihan Rp 1.500.000 per angkatan. Rata-rata tiap angkatan 20-35 orang.” Lama pelatihan tiap angkatan adalah enam kali pertemuan, ini yang wajib diikuti. Setelah itu, peserta pelatihan menjadi member, dan mereka bisa mengikuti pelatihan kapan saja, tidak terbatas.” Materi pelatihan, 80 persen merupakan kurikulum untuk mengubah mind set (pola pikir). Misalnya, setiap orang bisa menjadi pengusaha, menjadi pengusaha bukan bakat, memotivasi diri sendiri, otek kanan-otak kiri, bagaimana memulai bisnis dengan modal dengkul dan dan sebagainya. Sedangkan 20 persen membicarakan peluang-peluangbisnis.” Semua mentor mempunyai bisnis masing-masing. Mereka aktif menawarkan peluang-peluang bisnis, baik sifatnya kerja sama, waralaba, ataupun skim lainnya,” paparnya. Selain itu, ada materi game perang-perangan di Studio Alam, Depok, bekerja sama dengan Kopassus.”Latihan perang-perangan itu dimaksudkan untuk menanamkan dan menguji keberanian, kejujuran dan kepemimpinan. Sebab, percuma kita mengikuti pelatihan bisnis, tapi tidak berani memulai bisnis,” tutur Khoerussalim. Karena itu, peserta yang sudah mengikuti enam kali pertemuan, tidak otomatis dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat. Itu baru syarat menjadi member. “Syarat lulus, peserta harus mempresentasikan bisnisnya sendiri. Ia harus memulai usaha bisnis, baik dikerjakan sendiri, maupun bersama-sama peserta lain atau bekerja sama dengan mentor. Karena itu, 99 persen lebih alumni terjun kebisnis,”tegas Khoerussalim. Selain paket regular, Entrepeneur College juga menyediakan paket khusus (inhouse training) untuk perusahaan/instansi yang akn mengadakan program pensiun dini atau restrukturisasi karyawan. Biayanya Rp 2.000.000/orang (di luar tempat, tiket dan konsumsi). Lama pelatihan lima hari, dari pukul 08.00 sampai 22.00. “Materi pelatihan bisa didesain sesuai kebutuhan perusahaan tersebut,”kata Khoerussalim. Sementara itu DR W Entrepeneur College menyelenggarakan pelatihan, seminar maupun menyiapkan da’I, khususnya untuk acara buka puasa. Pelatihan yang diadakan DR W Entrepeneur College diarahkan untuk menciptakan pengusaha baru.” Kami pernah mengadakan program reguler yang terdiri dari delapan kali pertemuan. Penekanan utama adalah diskusi untuk menumbuhkan motivasi untuk berbisnis,”papar pimpinan DR W Entrepeneur College, Wahyu Saidi. Target pelatihan adalah lahirnya wirausaha baru, baik melalui kerja sama, waralaba dan sebagainya. “ kami berusaha untuk sampai pada titik dimana peserta pelatihan mempunyai pilihan untuk berbisnis, mulai dari modal jutaan rupiah sampai puluhan juta rupiah,” paparnya. Selain pelatihan yang bersifat regular, DR W Entrepeneur College mengadakan seminar-seminar mengenai kewirausahaan. Seminar itu tidak hanya berhenti saat itu (hari berlangsungnya acara). “Kami memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengikuti pelatihan gratis pada hari tertentu ditempat yang ditunjukan, sehingga materi yang diberikan saat seminar bisa dipadukan dengan diskusi dan contoh praktik saat pelatihan tersebut,” kata Wahyu Saidi
Sunnat Massal


Program Bina Lingkungan terus dilaksanakan Telkom Divre VI Kalimantan, melalui program Corporate Social Responsibility. Kali ini digelar acara Sehat Bersama Telkom dengan melaksanakan Bhakti Sosial berupa "Khitanan Massal" kepada 230 anak terdiri dari anak yatim piatu, panti asuhan, masyarakat kurang mampu, pesantren dan lingkungan kantor sebagai bentuk tanggung jawab Telkom terhadap lingkungan sosial masyarakat. Khitanan Masal yang dilaksanakan Minggu (09/07) pagi di Masjid Al-Ma’aarij dibuka langsung oleh Walikota Balikpapan Imdaad Hamid beserta Executive General Manager (EGM) Telkom Divisi Regional VI Kalimantan Abdul Aziz, dan juga dihadiri para pengurus Yayasan Al-Ma’aarij. Walikota Balikpapan pada kesempatan tersebut mengatakan sangat berterima kasih dan menghargai kepedulian Telkom selama ini. Selain itu Imdaad juga memberikan semangat kepada anak-anak yang akan dikhitan agar mereka tidak takut saat dikhitan nanti. Setelah membuka secara resmi pelaksanaan Khitanan Massal, Imdaad Hamid di dampingi Abdul Aziz memberikan bingkisan secara simbolis kepada enam orang anak peserta khitan, kemudian dilanjutkan melihat secara langsung proses khitan di Kantor Yayasan Kesehatan (Yakes) Telkom. Disela-sela acara Abdul Aziz mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama Telkom Kalimantan, Yayasan Al-Ma’aarij, dan partisipasi karyawan Telkom Divre VI dan Divisi Penunjang "Setelah beberapa waktu lalu menggelar Cerdas Bersama Telkom, maka kegiatan ini diberi nama Sehat Bersama Telkom, kami sengaja melibatkan karyawan karena hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan para karyawan Telkom untuk selalu terlibat di setiap kegiatan sosial," jelas Aziz. Dalam keterangannya Manager Division Communication, A. Muttaqin didampingi Ketua Panitia Taufik Qurokhman mengatakan, khitanan massal yang digelar Telkom Kalimantan sengaja dilakukan bertepatan dengan hari libur sekolah sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mereka. "Acara Khitanan Massal yang kita laksanakan masih dalam bagian program Bina Lingkungan Telkom, setelah beberapa waktu lalu dilaksanakan kegiatan yang di fokuskan pada dunia pendidikan, maka kali ini lebih bersifat religius”. Taufik Qurokhman saat berbincang dengan Dering Online mengatakan acara ini bertujuan melaksanakan salah satu sunnah nabi, meningkatkan kualitas sumber daya Islam terutama kualitas kebersihan insan muslim, dan meningkatkan jalinan ukhuwah Islamiyah antara keluarga besar muslim Telkom dengan lingkungan keluarga muslim sekitar Telkom. ”Kami ingin peristiwa sekali seumur hidup ini memberikan kesan yang sangat mendalam bagi mereka dengan menghadirkan orang nomor satu di Balikpapan untuk memberikan restu pada mereka, siapa yang tidak bangga jika dikhitannya dihadiri langsung Walikota," Muttaqin menambahkan. Selain tidak dipungut biaya peserta khitan masih dimanjakan dengan diberikannya bingkisan berupa sarung, kopiah dan uang, Anak -anak yang akan di khitan terlebih dahulu mendaftar ulang dengan membawa surat undangan setelah itu mendapat nomor urut kemudian menunggu sejenak kendaraan yang akan mengangkut mereka menuju tempat khitan di Yakes Telkom yang berjarak kurang lebih 150 meter dari Masjid Al-Ma’aarij. Setelah sampai di tempat khitan mereka diberi bingkisan oleh panitia dan dipersilahkan menunggu di ruang yang cukup sejuk sambil menonton film kartun, menanti giliran untuk di khitan. Kegiatan khitanan massal ini merupakan program awal yang melibatkan Yayasan Al-Ma’aarij, merupakan Yayasan sosial yang didirikan oleh karyawan Telkom untuk melaksanakan kegiatan sosial keagamaan. “Kami sengaja mengundang Pak Wali sekaligus mengenalkan ke beliau bahwa saat ini Telkom Kalimantan telah memiliki yayasan sosial keagamaan. Dan kami berharap yayasan tersebut dapat memberikan manfaat bagi warga Balikpapan," papar Aziz disela-sela acara. Khitanan Massal merupakan wujud dari program Sehat Bersama Telkom ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di Klinik As-Syifa, Jalan Markoni dan di Masjid Al-Ma’aarij Telkom. Di Klinik As-Syifa telah diselenggarakan pada tanggal 4-8 Juli sebanyak 130 anak, sedangkan di Masjid Al-Ma’aarij diselenggarakan untuk 100 anak yang akan dikhitan.

VALUES
''The Telkom Way 13''
1 Assumption (hati) :    Committed 2 U
3 Core values (pikiran) :
   * Customer Value,
   * Excellent Service,
   * Competent People
5 Behaviours (langkah) :
   * Stretch the goals,
   * Simplify,
   * Involve Everyone,
   * Quality is My Job,
   * Reward the winners

TAM (Turn Arround Management)
1. Berikan yang terbaik     kepada pelanggan
2. Sapu bersih Fraud
3. Penguatan internal     control
4. Peningkatan     kompetensi SDM
5. Raih pendapatan     setinggi-tingginya
6. Efisiensikan biaya
7. Hargai yang     berprestasi dan     hukum yang bersalah.

7 INNER VALUE
   1. Kejujuran
   2. Transparan
   3. Komitmen
   4. Kerjasama
   5. Disiplin
   6. Peduli
   7. Tanggung Jawab
Kotak Pesan
.
Kiat ampuh menghambat NPL di Unit CD Area Sumatra Utara “Agunan Solusihnya”
Kamis, 11 September 2008
Tak jarang agunan jadi penghalang pelaku usaha memperoleh dana pinjaman. Tetapi, disisi lain harus diakui, agunan punya fungsi penting,setidaknya sebagai rem bagi laju NPL.
Sejak program Kemitraan dan Bina lingkungan (PKBL) diluncurkan, persentase kredit bermasalah (non performance loan/ NPL) berada pada posisi yang tidak sedikit. Ini membuat pihak pemberi kucuran dana deg deg ser. Soalnya PT. Telkom harus jaga image atau citranya terkait nama baik perusahaan. Setiap tahun dana ini diaudit Negara. Laporan aliran dananya pun, tetap harus masuk ke meja pemerintah.

Pada umumnya penyebab terjadinya NPL adalah pelaku usaha menghilang, alamatnya tidak terlacak lagi, ada yang pergi begitu saja dengan meninggalkan hutang dan masih banyak lagi alas an lain yang turut memicu semakin buruknya angka kredit bermasalah.

Pada awalnya, pihak debitur tidak meminta agunan sebagai syarat wajib. Tidak ada aturan mesti pakai agunan, hanya saja, dikemudian hari muncul rasa khawatir persentase NPL makin tinggi maka diciptakanlah aturan aministrasi yang demikian.

Memang syarat agunan yang diminta tak serumit aturan dari lembaga keuangan seperti Bank. Misalkan saja asset yang diagunkan adalah tanah, surat-surat kepemilikan tak mesti keluaran Badan Pertanahan Negara (BPN).

Sertifikat yang ditandatangani Camat pun sudah cukup. Bila Bank meminta surat izin usaha, dipermohonan PKBL malah boleh sekedar surat keterangan dari lurah setempat.
Tetapi dengan kemudahan yang diberikan,”bukan berarti dana yang dipinjamkan jadi berstatus hibah”.

Satu hal lagi yang harus dicatat hingga kini data kredit bermasalah sama sekali belum pernah diputihkan. Dalam Forum PKBL ada catatan tentang kredit macet, sehingga pelaku usaha yang belum mengembalikan pinjaman, semestinya tidak akan bisa lagi memperoleh pinjaman yang baru dari BUMN mana pun. Karena seluruh BUMN yang melaksanakan Program ini saling berkodinasi dalam pelaksanaannya.

PKBL di PT. Telkom
Apakah sebenarnya dana PKBL itu? Dana PKBL lahir dari UU No. 19/2003 dan Permeneg No Per-05/2007. Setiap lembaga BUMN punya kewajiban melaksanakan PKBL yang dibiayai dari penyisihan sebagian kecil laba bersih perusahaan termasuk PT. Telkom.

Dalam amanah PKBL, ada tugas sosial yang diembankan kepada PT.Telkom. Tujuannya bukan untuk mencari keuntungan. Lebih dari itu, PKBL sebagai upaya membantu memperdayakan masyarakat sekitar yang merupakan bagian dari nafas perusahaan.

“Pelaksanaan PKBL termasuk bagian dari kinerja perusahaan yang diberikan dalam bentuk pinjaman dan hibah,”, oleh karena itu setiap dana PKBL yang dikeluarkan wajib memiliki pembukuan tersendiri sebagai bahan membuat laporan. Kemudian laporan keuangan itu disampaikan secara berkala kepada Negara untuk diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Lagipula, sebagai aksi sosial Corporate, tidak ada pihak yang boleh mencampuri urusan PKBL ini kecuali para pemegang saham dan rapat umum pemegang saham (RUPS), menteri, komisaris, dan para direksi.

Dana sisi itu kemudian dipecah dua. Pertama untuk program Pola Kemitraan (PK) yang dikhususkan bagi upaya peningkatan kemampuan usaha mikro dan kecil (UMK) agar menjadi semakin tangguh dan mandiri. Sedangkan yang kedua, sebagai dana Program Bina Lingkungan (BL). Dana yang disisihkan untuk PK dan BL tergantung kebutuhan. “biasanya untuk kemitraan jauh lebih besar.”

Bentuk pemberian dana PK berstatus pinjaman berbunga lunak sebesar 6% per tahun flat dengan masa pengembalian selama dua tahun. Sebagian kecil dari dana PK, disalurkan dalam bentuk hibah untuk biaya pelatihan sebelum pelaku usaha menerima pinjaman, biaya promosi, biaya lain-lain yang berkaitan dengan urusan PK.

Untuk dana Bina Lingkungan, diberikan untuk bantuan korban bencana alam, bantuan kesehatan, bantuan kesehatan, bantuan sarana pendidikan, rumah ibadah, dan masih banyak lagi.

Belakangan sejak 2008 muncul ketentuan dana BL dipinjamkan dengan bunga 3% pertahun. Namun, pinjaman yang satu ini hanya untuk UMK yang bergerak dibidang pangan. Sebutlah misalnya usaha peternakan,sembako,termasuk pertanian. “Profram ini disebut sebagai program bina lingkungan BUMN peduli pangan,” terang Mantaris.
Pada akhinya seluruh dana baik yang disalurkan untuk kemitraan maupun bagi lingkungan sekitar, tetap wajib dilapor dan diaudit oleh Negara. Meski berasal dari laba sebuah BUMN,”Dana yang digunakan tetap wajib dipertanggungjawabkan, termasuk melaporkan angka kredit macet.”. Demikian sekilas tentang penanganan NPL dan PKBL.

Label:

posted by Johannes Togatorop @ 09.58  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
About Me

Name: Johannes Togatorop
Home: Pematangsiantar
About Me: Terlahir sebagai anak ke 3 dari 8 bersaudara , termotivasi untuk bekerja dengan profesinalisme, ingin merubah pola pikir dan attitude (sikap) komunitas di lingkungan baik yg ada di eksternal kantor maupun yg ada di internal kantor yang masih jauh dari harapan untuk menjadi SDM yang mandiri, unggul, tangguh dan bermartabat
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Template by

Blogger Templates

BLOGGER

Free  music code  indo ~ www.musik-live.net